Lagi ngetrend banget es kopi susu kekinian, siapa sih yang nggak doyan? Enak, murah, gampang ditemui, bisa beli pake aplikasi online, tapi apakah aman kalau keseringan?

Saya termasuk penggila kopi yang bener-bener kopi. Maksudnya gimana tuh? Jadi, level kecintaan saya sama kopi bukan sekadar kopi susu, cappuchino, mocca latte, atau yang sejenisnya gitu deh, tapii udah di level minum kopi item tapa gula. Bukan berarti saya ngga doyan si kopi susu dan kawan-kawannya, tetep doyan tapi biasanya dengan gula yang super-sedikit-banget atau bahkan nggak pakai gula, toh sudah pakai susu juga kan hehe

Ada waktu dimana saya bener-bener kecanduan banget kopi susu yang sekarang lagi ngetrend. Terlebih saat itu awal-awal mulai pandemi, hampi setiap sore saya order via ojek online. 

 

Heyhooooooo!

Setelah usaha yang cukup panjang, berawal dari rasa penasaran, akhirnya blog ini bisa dimonetisasi. Nggak expect apa-apa banget sebelomnya karena saya bikin blog ini untuk hobi aja, untuk menuangkan hal-hal yang ada dipikiran saya. Karena saya tipikal orang yang seneng cerita, jadi alangkah baiknya memiliki media untuk menampung cerita saya.

Mau disclaimer dulu sebelumnya, i'm not an expert. Saya bukan seorang sarjana IT, bukan pula orang yang menguasai SEO, backlink, cara meningkatkan traffic, atau apapun itu semua istilah di dunia blogging. Dan disini saya nggak bahas soal teknis seperti harus ada menu bar, artikel minimal berapa, artikel harus original, dll dll. Seperti hal mengganti template pun saya pelajari secara otodidak dari google. Karena kebetulan teman-teman di lingkungan sekitar saya (yang saya tahu) belum ada yang terjun ke dunia per-blog-an. Jadi bingung juga mau nanya-nanya kesiapa kan 😅

 

Untuk para netizen-netizen Indonesia yang maha benar, hashtag 19detik pasti lagi sensitif banget. Nggak usah saya perjelas lagi lah ya apa yang membuat hashtag 19detik heboh. Bahkan di platform instagram dan twitter sampai banyak yang bilang konten pemersatu bangsa! whatever you name it lah.

Sebagai netizen yang -nggak terlalu bacot di instagram dan twitter-, saya palingan cuma baca-baca aja komentar-komentar netizen soal hashtag 19detik, kadang sambil dibahas juga sedikit sama kawan-kawan saya. Namuuuuun, berhubung kabar beritanya lagi hot banget, saya mau coba menuangkan sedikit opini saya yang agak mendalam tentang hashtag 19detik tapi dilihat dari sudut pandang kecanggihan teknologi.

Saya tidak akan membahas urusan personal si pelaku & korban siapa yang benar ataupun salah, dan tidak juga membahas dari sudut pandang hukum, agama, dan budaya timur.

it's okay if this year you can't achieve what you really want, because this year is all about surviving - Unknown

sejujurnya, agak bingung juga mau memulai cerita ini dari mana. tidak pernah terlintas dibenak saya akan melewati hari-hari yang tidak mudah seperti di tahun 2020 ini. bukan hanya saya, tapi mungkin bagi sebagian besar penduduk di dunia juga.

seluruh media pemberitaan tak henti-hentinya memberikan kita kabar duka. mulai dari jumlah orang-orang yang positif terpapar c19 hingga angka total kematian, beberapa perusahaan yang tidak sanggup bertahan sehingga harus gulung tikar dan memberhentikan seluruh karyawannya, dan berbagai kabar kurang menyenangkan lainnya. singkatnya, banyak airmata yang tumpah di tahun 2020 kemarin.