DETOX SOSIAL MEDIA, PERLUKAH?

 


Kata detox sebenernya udah nggak asing lagi di telinga kita. Detox yang paling umum kita dengar adalah detox tubuh yang bertujuan untuk mengeluarkan racun-racun dari tubuh kita agar dapat menyerap zat-zat baik secara sempurna. Biasanya orang-orang melakukan detox dalam jangka waktu tertentu. Misalnya sebulan detox makanan, artinya demi menjaga metabolisme dan kesehatan tubuh, dalam waktu tiga puluh hari orang tersebut hanya mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi tinggi saja. Tidak makan junkfood, gorengan, kalau ngemil pun snack bar yang sehat, tidak minum es kopi atau boba drink yang lagi hiits, dan semacamnya. Biasanya yang seperti ini disebut mindfull eating.

Lalu apakah hanya tubuh kita saja yang perlu detox?


Sudah pernah saya singgung di blogpost sebelumnya bahwa sosial media sudah nggak bisa dipisahkan lagi dalam kehidupan sehari-hari kita, bahkan sudah seperti minum air putih. Bangun tidur yang dicari pasti smartphone duluan, entah itu ngecek email, instagram, whatsapp, atau apapun itu yang jelas pasti kita akan membuka sosial media.


Baca juga blogpost saya tentang memilah konten.


Sekian hari, minggu, bulan, bahkan tahun kita melakukan rutinitas seperti itu dalam kehidupan kita, terkadang tanpa kita sadari sosial media juga dapat memberikan pengaruh buruk loh buat kita. 


Seberapa banyak sih kita follow orang yang kita nggak kenal? Seperti selebgram misalnya. Dimana mereka memiliki pekerjaan yang secara tidak langsung dituntut untuk memamerkan hal-hal terbaik yang mereka punya. Mulai dari tas baru, baju baru, mobil, apartemen, bahkan sampai jalan-jalan di dalam ataupun luar negeri harus terus mereka pamerkan, apalagi kalau jalan-jalan tersebut disponsori suatu brand.


Dari situ pernah nggak sih terbersit "duh enak banget ya jadi dia", atau ungkapan lain yang sejenis. Itu baru dari selebgram yang kita pun nggak kenal mereka dalam dunia nyata. Belum lagi kalau kita lihat teman kita sendiri yang benar-benar kita kenal, rasa insecure itu bisa jadi muncul sendiri tanpa kita sadari.


Insecure muncul biasanya mulai ditandai dengan "ah dia mah pencitraan doang di instagram, aslinya mah nggak kayak gitu". Padahal sejatinya memang kita secara otomatis juga akan menampilkan hal-hal yang baik-baik saja untuk kita tunjukkan ke orang-orang. Misalnya lagi liburan nih, di satu spot foto kita mengambil dua puluh foto dengan kostum yang sama, apa iya ke-dua puluh foto tersebut semuanya akan kita update? Kan tidak juga. Pasti kita pilih antara satu sampai tiga foto yang terbaik kan? Terus juga misalnya kita lagi berantem sama pasangan, atau lagi dimarahin atasan dikantor sampai nangis, apa iya kita akan update foto kita dengan tampilan berderai air mata begitu? Kan nggak mungkin. Yaa walaupun beberapa orang sih ada yang memilih untuk meng-upload yang seperti itu, entah karena butuh perhatian atau ada alasan lainnya.


Karena sudah sebegitu mengakarnya sosial media dengan diri kita, menurut saya pribadi perlu banget kita beristirahat sejenak menggunakan sosial media. Demi kesehatan mental dan batin kita juga. Karena tidak semua orang bisa memilih dan memilah konten mana yang baik untuk dikonsumsi dalam jangka waktu panjang. Sering kali justru konten yang muncul di beranda atau explore akun sosial media kita adalah konten yang 'beracun'.


Saya pernah ngobrol dengan beberapa orang yang menurut saya sudah berada di level extrem detox sosial media. Mereka sampai memilih untuk meng-uninstal instagram. Alasannya simple, "okelah memang kalo kita nggak punya aplikasinya masih bisa buka via web, tapi percaya deh bikin kita males bukanya karena tampilannya ga enak", saya cuma manggut-manggut aja waktu diceritain begitu. Kalau saya sih jujur aja belum sanggup sampai meng-uninstal aplikasinya, karena dibalik pengaruh buruknya, sosial media juga banyak hal-hal baiknya. Mayoritas berita terupdate saya tau bahkan dari sosial media.


Baik atau tidaknya kegiatan detox sosial media ini balik lagi ke peandapat pribadi masing-masing. Kalau menurut teman-teman gimana? :)










CONVERSATION

2 Comments:

  1. Ada beberapa temenku yg rutin detox medsos, sebulan itu pasti ada waktu2 di mana mereka off dari segala medsosnya. Biasanya 2 mingguan.

    Aku sendiri blm pernah lakuin mba. Mungkin Krn menganggab blm perlu sih. Aku ga terlalu nyandu juga Ama medsos. Jd buatku waktu yg dipake utk browse medsos msh terkontrol kok. :).

    Kalo aku menganggab ada konten2 yg mengganggu ato toxic, aku sih LBH milih utk Block account tersebut drpd akunya yg hrs sign off :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba bener banget. kadang dilema nya kalau yang toxic itu orang yang kita kenal. mau block atau unfollow tapi temen, kalau tetep temenan di medsos tapi kok ya toxic banget hahaha

      Delete